Perekonomian masyarakat Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, hingga kini masih mengandalkan sektor penambangan bijih timah.
Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Belitung Timur Rudi Juniwira dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5).
Dia bilang, “Saat ini jumlah tenaga kerja sektor tambang di Belitung Timur mencapai 12 ribu orang.”
Rudi menjelaskan, sebelumnya Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Babel menyampaikan bahwa Pulau Belitung ditetapkan sebagai kawasan zero tambang timah.
Kata Rudi, “Tapi pemerintah tidak bisa mengeneralkan Pulau Belitung secara keseluruhan, karena Pulau Belitung terdiri dari dua kabupaten yakni Belitung dan Belitung Timur.”
Penjelasan dia, secara administrasi Kabupaten Belitung dan Belitung Timur merupakan dua wilayah yang berbeda dengan tujuan dan potensi yang dimiliki juga berbeda.
Komentar Rudi, “Kalau bicara Pulau Belitung itu harus diperjelas, karena di Pulau Belitung itu ada dua kabupaten yaitu Belitung dan Belitung Timur yang secara administrasi pemerintahan berbeda, tata ruangnya berbeda, RPJMDnya berbeda dan tidak bisa digeneralisasikan.”
Berdasarkan fakta yang ada, Kabupaten Belitung memiliki potensi di sektor pariwisata, tetapi hal ini berbeda dengan Kabupaten Belitung Timur, di mana sekitar 60 persen ekonomi masyarakat Belitung Timur masih mengandalkan sektor pertambangan.
Kondisi Itu belum termasuk efek domino dari sektor pertambangan yang bisa menggerakkan sektor ekonomi lainnya seperti seperti jasa, perdagangan dan sektor lainnya.
Penegasan Rudi, “Belitung Timur tidak bisa diklaim sebagai pariwisata, mau ditinjau dari sudut mana pun pendapatan daerah dari pariwisata mungkin masih kecil. Jadi tidak bisa klaim untuk dua wilayah ini di zero tambang karena dua wilayah berbeda.”
Indonesian Mining