Setelah menggurita dan berhasil di bisnis pertambangan Tanah Air, terutama di proyek smelter, Cina kini sepertinya mulai melirik bisnis minyak di Indonesia.
Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun, Cina ternyata menjadi negara yang paling banyak berinvestasi di industri hilirisasi nikel Indonesia.
Data menunjukkan, dari 248 tungku smelter nikel di Indonesia, sebanyak 137 tungku terafiliasi investor Cina.
Kementerian ESDM pun pernah merilis bahwa saat ini sekitar 90 persen smelter nikel di Indonesia menggunakan teknologi pirometalurgi atau Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) yang berasal dari Cina.
Catatan ESDM, saat ini sudah ada 33 smelter berteknologi pirometalurgi yang telah beroperasi dan menghasilkan hingga 115,45 juta metrik ton nikel pig iron (NPI).
Ada pun sebanyak 37 smelter yang akan memproduksi 90,88 juta metrik ton sedang proses konstruksi dan 27 smelter rencana dibangun.
Kini, negeri Tirai Bambu tersebut bakalan juga intens di bisnis minyak bumi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Kamis (6/6), mengungkapkan, Cina tertarik untuk terlibat dalam proyek peningkatan produksi minyak di Indonesia.
Penjelasan Dwi, Cina tertarik menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan penggunaan water flood.
Kata Dwi, “Cina saat ini cukup maju dalam mempraktikkan teknologi peningkatan produksi di sektor hulu. Terutama melalui secondary recovery dengan penggunaan water flood dan EOR.”
Komentar dia, “Pak Menteri (ESDM) sudah sampaikan juga baru saja bahwa baru berkunjung ke Cina, dan mereka sudah banyak mempraktikkan mengenai EOR.”
Imbuh Dwi, “Cina punya teknologi sehingga mereka tertarik untuk menangkap potensi EOR di Indonesia dengan catatan kerja sama dengan Pertamina atau kemitraan dengan Pertamina maupun KKKS lainnya.”
Dwi lalu menjelaskan bahwa Indonesia kini memiliki 12 proyek peningkatan produksi minyak melalui penerapan teknologi EOR. Jika ditotal, potensi cadangan minyak yang bisa dihasilkan bisa mencapai 950 juta barel.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) pun mengungkapkan masih terdapat sisa cadangan minyak tertinggal dalam reservoir dengan jumlah yang cukup besar. Bahkan jumlahnya ditaksir mencapai 40 miliar barel.
Indonesian Mining