Data GlobalData, dilansir dari mining-technology.com, Kamis (20/6), menunjukkan, dari sekitar 194 tambang nikel di dunia, sejumlah tambang nikel di Indonesia rerata menempati posisi 10 besar proyek tambang nikel terbesar di dunia.
GlobalData melakukan riset berdasarkan profil lebih dari 33 ribu tambang dan proyek yang dimulai dari tahap eksplorasi awal hingga penutupan. Riset dilakukan di lebih dari 150 negara dan lebih dari 100 komoditas.
Riset GlobalData juga mengungkapkan, dari urutan 10 terbesar proyek tambang nikel terbesar di dunia, posisi tambang di Indonesia menduduki peringkat pertama, kedua, keempat, kelima, dan kesepuluh.
Berikut daftar 10 proyek nikel terbesar di dunia versi GlobalData pada 2023, berdasarkan produksi:
Proyek Weda Bay
Berlokasi di Maluku, Indonesia, Proyek ini dimiliki Tsingshan Holding Group, dan menghasilkan sekitar 516,7 ribu ton nikel pada 2023. Proyek Weda Bay akan beroperasi hingga 2069.
Proyek PT Halmahera Persada Lygend
Berlokasi di Maluku Utara, Indonesia. Proyek ini dimiliki Ningbo Lygend Mining, serta menghasilkan sekitar 95,18 ribu ton nikel pada 2023.
Tambang Taganito
Berlokasi di Surigao del Norte, Filipina. Adalah tambang terbuka dan dimiliki oleh Nickel Asia. Tambang greenfield ini menghasilkan sekitar 70,41 ribu ton nikel pada 2023 dan akan beroperasi hingga 2049.
Tambang Sorowako
Berlokasi di Sorowaku, Sulawesi Selatan, Indonesia, dan dimiliki oleh PT Vale indonesia Tbk. Tambang terbuka jenis brownfield ini menghasilkan sekitar 64,1 ribu ton nikel pada 2023.
Proyek PT Huayue Nickel Cobalt
Berlokasi di Sulawesi Tengah, Indonesia. Dimiliki oleh Huayou Cobalt, proyek ini menghasilkan sekitar 42 ribu ton nikel pada 2023.
Proyek Ambatovy
Berlokasi di Atsinanana, Madagaskar, dan dimiliki oleh Sumitomo. Tambang terbuka jenis brownfield ini menghasilkan sekitar 40,95 ribu ton nikel pada 2023 dan akan beroperasi hingga 2048.
Tambang Cerro Matoso
Berlokasi di Cordoba, Kolombia. Tambang ini dimiliki oleh South32. Tambang terbuka ini menghasilkan sekitar 40,8 ribu ton nikel pada 2023 dan akan beroperasi hingga 2036.
Tambang Rio Tuba
Berlokasi di Palawan, Filipina. Tambang terbuka yang dimiliki Nickel Asia ini jenis greenfield dan menghasilkan sekitar 39,2 ribu ton nikel pada 2023 dan akan beroperasi hingga 2028.
Tambang Oktyabrsky
Berlokasi di Krasnoyarsk Krai, Rusia, dan dimiliki oleh MMC Norilsk Nickel. Ini adalah tambang bawah tanah jenis brownfield dan menghasilkan sekitar 36,18 ribu ton nikel pada 2023 dan diperkirakan akan ditutup pada 2052.
Tambang Pulau Pakal
Berlokasi di di Maluku Utara, Indonesia. Dimiliki oleh Industri Pertambangan Indonesia, tambang brownfield ini menghasilkan sekitar 35,97 ribu ton nikel pada 2023.
Indonesian Mining