Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, mulai beroperasi sejak Kamis (27/6).
Smelter tersebut didesain single line atau jalur tunggal terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga 1,7 juta ton per tahun.
Selain akan menghasilkan katoda tembaga 600 ribu hingga 700 ribu ton per tahun, pabrik tersebut juga bisa mengolah produk sampingan dari tembaga yakni lumpur anoda menjadi emas sebanyak 50 ton sampai dengan 60 ton per tahun serta 220 ton perak per tahun.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat di Gresik, Kamis (27/6/), bilang, “Sudah ada kepastian off taker (pembeli) emas smelter Freeport, pembelinya PT Aneka Tambang Tbk. Antam akan membeli 20 ton emas per tahun.”
Tony juga berkatam “Kami juga sudah mendapat kepastian pembeli katoda tembaga dari dalam negeri, yaitu tetangga dari smelter Freeport di JIIPE, PT Hailiang Group di Gresik, dengan permintaan 100 ribu ton per tahun.”
PTFI membangun smelter tersebut di lahan seluas 100 hektare. Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter Freeport akan menghasilkan produk sampingan di antaranya lumpur anoda 6.000 ton per tahun, di mana lumpur anoda ini diolah lagi melalui Precious Metals Refinery (PMR) untuk diolah menjadi emas dan perak murni.
Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.
Indonesian Mining