Indonesia Huabao Industrial Park Investment Grup Co Ltd melalui unit bisnisnya Bahosua Taman Industri Invesment Grup akan meningkatkan investasinya di Morowali Sulawesi Tengah hingga mencapai Rp 200 triliun.
Hal tersebut diungkapkan person in charge (PIC) Bahosua Irwan Wijaya di Palu, baru-baru ini. Kata dia, “Langkah tersebut seiring meningkatnya permintaan global akan produk berbasis nikel dan potensi pertumbuhan ekonomi daerah.”
Irwan juga bilang, “Peningkatan investasi merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri nikel dunia.”
Dia berkata, “Sampai saat ini, realisasi untuk investasi sudah mencapai Rp 25 triliun dari Rp 94 triliun rencana awalnya. Namun ke depan akan ditingkatkan menjadi Rp 200 triliun, sampai akhir 2024 ini.”
Komentar Irwan, “Kami melihat potensi besar di Morowali, baik dari segi sumber daya alam maupun tenaga kerja yang tersedia.”
Irwan pun menerangkan, ” Adanya tambahan investasi tersebut, perusahaan berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing di pasar internasional.”
Berdasarkan penjelasan Irwan, penambahan investasi tersebut akan berfokus pada pengembangan infrastruktur dan fasilitas produksi baru di kawasan industri Morowali.
“Bahosua akan membangun pabrik pengolahan nikel dengan teknologi terbaru yang ramah lingkungan. Kami berkomitmen untuk menerapkan standar tinggi dalam operasional, termasuk dalam hal keberlanjutan lingkungan,” jelas dia.
Irwan lalu mengungkapkan bahwa segala aspek, seperti master plan, studi kelayakan, persetujuan lingkungan, penetapan izin lokasi atau Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sudah selesai dikerjakan perusahaan.
Masih keterangan Irwan, untuk izin usaha kawasan industri (IUKI) saat ini sudah dilakukan verifikasi teknis dan tinggal menunggu berita acara persetujuan IUKI. Total luasan IUKI berdasarkan Dinas Lingkungan Hidup setempat adalah seluas 121 hektare (ha).
Menurut pengakuan dia, persetujuan lingkungan yang dikeluarkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) baru seluas 143 ha.
Pihaknya saat ini masih menunggu proses perizinan Amdal untuk keseluruhan luas kawasan industri menjadi 5.761 ha sesuai KKPR yang diterbitkan Kementerian ATR/BPN, dari permohonan seluas 7.187 ha berdasarkan rekomendasi RTRW Pemkab Morowali No:650/39/Rek-RTRW/DPUPRD/VI/2022.
Irwan juga menerangkan bahwa Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) juga sudah terbit dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni PKKPRL Nomor 18082310517200006 pada Agustus 2023 dengan luas PKKPRL 179,03 ha.
Informasi yang coba dihimpun Indonesian Mining, Indonesia Huabao Industrial Park Investment Grup adalah perusahaan Indonesia dengan latar belakang modal dari Cina.
Komposisi pemegang sahamnya adalah Zhensi Indonesia Industrial Park 51 persen, Beijing Shengyue Oriental Invesment Co Ltd 10,28 persen, PT Kejayaan Emas Persada 27,45 persen, dan PT Himalaya Global Investment 11,27 persen.
Mereka membangun kawasan industri di Kecamatan Bungku Barat Morowali Sulawesi Tengah, khususnya untuk produksi blok besi nikel dan nikel hidroksida, yang merupakan bahan baku penting untuk stainless steel serta baterai energi baru kelas atas.
Konon, lahan seluas 20 ribu ha di perlukan untuk membangun kawasan industri yang terletak di Desa Wata, Tondo, Ambunu, Topogaro, Upanga, Larebonu dan Wosu.
Pembangunan kawasan ini sebagai bagian dari zona percontohan kerja sama internasional berkualitas tinggi di bawah One Belt, One Road Inisiative.
Indonesian Mining