Pabrik pengolahan dan pemurnian alias smelter berbasis high pressure acid leaching (HPAL) akan dibangun oleh PT Ceria Nugraha Indotama (CNI).
Smelter itu kelak akan digunakan untuk memproses bahan baku untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Berlokasi di wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) milik CNI yang berlokasi di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara, perseroan ditaksir akan mengucurkan dana hingga USD 1,75 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs Rp 16.000) untuk membangun smelter tersebut.
Corporate Secretary CNI Imelda Kiagoes di Jakarta, Selasa (30/7), bilang, “Target pembangunan akan dilakukan pada akhir 2024 atau awal 2025, dan membutuhkan waktu sekitar 33 hingga 34 bulan untuk konstruksi.”
Imelda komentar, “Jika semua lenders berjalan lancar, sekitar 2027 sudah berproduksi. Smelter ini teknologi besar dan capital expenditure mahal.”
Dia pun berkata, “Smelter ini akan memproduksi HPAL 146 ribu ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun.”
Berdasarkan penjelasan Imelda, pihaknya akan melakukan kolaborasi terkait industri yang bakal penyerap (offtaker) dari produk MHP tersebut.
“CNI akan melakukan kerja sama patungan (joint venture) dengan calon pembeli yang mayoritas berasal dari Eropa,” ujar dia.
Namun, Imelda enggan berkomentar lebih jelas soal calon offtaker tersebut. Tapi dia memastikan bahwa offtaker-nya bukan berasal dari Cina.
Di satu sisi, Menteri ESDM Arifin Tasrif menerangkan bahwa proyek smelter tersebut berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF).
Tahap awal, RKEF tersebut akan dibangun satu jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolit, dan ke depannya akan dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA) secara bertahap dengan kapasitas produksi 252.700 ton per tahun.
Penjelasan Arifin, proyek smelter nikel Ceria merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termaktub ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 109/2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Perpres No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Smelter tersebut akan mendapatkan pasokan listrik dari PT PLN (Persero) dengan total kapasitas 414 MVA (352 MW) yang telah disepakati dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL), yang pasokan listriknya akan mulai dialirkan bertahap pada tahun ini.
Indonesian Mining