PT Harum Energy Tbk pada semester pertama tahun ini sukses meraup pendapatan hingga USD 596,68 juta atau setara Rp 9,55 triliun (kurs Rp 16.000).
Pendapatan itu naik 21,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang tercatat USD 492,24 juta (Rp 7,88 triliun).
Berdasarkan laporan keterbukaan yang dikutip Jumat (9/8), mayoritas pendapatan Harum Energy diperoleh dari kontrak dengan pelanggan sebesar USD 588,35 juta (Rp 9,41 triliun).
Kemudian disusul pendapatan dari sewa senilai USD 8,32 juta (Rp 133,12 miliar). Secara persentase, kenaikan pendapatan tersebut secara yoy masing-masing sebesar 20,48 persen dan 112,24 persen.
Perlu diketahui, Harum Energy semester pertama tahun ini tidak hanya mengandalkan dari sektor batu bara. Perseroan juga mencatatkan perolehan pendapatan dari nickel matte dan feronikel.
Secara nilai, perseroan memperoleh USD 132,17 juta (Rp 2,11 triliun) dari ekspor nickel matte dan USD 102,78 juta (Rp 1,64 triliun) dari feronikel.
Perseroan pun bisa mendapatkan USD 33,39 juta (Rp 534,24 miliar) dan USD 16,69 juta (Rp 267 miliar) masing-masing dari penjualan nickel matte dan feronikel pasar domestik.
Harum Energy juga diketahui hingga Juni lalu bisa menjual batu bara untuk pasar ekspor sebesar USD 266,55 (Rp 4,26 triliun), turun 34,38 persen secara yoy.
Penjualan batu bara untuk pasar lokal juga turun 55,37 persen secara yoy menjadi hanya USD 36,64 juta (Rp 586,24 miliar).
Indonesian Mining