SKK Migas menggandeng akademisi dari sejumlah perguruan tinggi negeri untuk ikut dalam proyek pengembangan lapangan hulu migas di Tanah Air.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (29/9), bilang, “Salah satu proyek utama yang melibatkan kolaborasi tersebut adalah proyek Kutei North Hub (KNH) yang digarap oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) ENI, perusahaan migas asal Italia.”
Dia juga berkata, “Akademisi dari perguruan tinggi negeri kami gandeng untuk memberikan dukungan keahlian teknis melalui tenaga ahli yang berperan sebagai subject matter expert (SME).”
Sekedar informasi, KNH ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN), menjadikannya prioritas utama dalam pengembangan sektor hulu migas Indonesia. Proyek itu dinilai strategis karena potensi besar yang dimiliki serta tingkat kompleksitas teknologi yang dibutuhkan.
Proyek itu juga memanfaatkan teknologi mutakhir yang dimiliki oleh ENI Research Centre yang berada di Milan, Italia, yang terkenal akan reputasinya di dunia hulu migas. Wahju menjelaskan kerja sama tersebut membuka kesempatan bagi akademisi Indonesia untuk belajar langsung di ENI Research Centre.
Hal itu diharapkan dapat mempercepat transfer pengetahuan dan teknologi dari research engineering ENI ke Indonesia.
Penjelasan Wahju, “Proyek pertama yang akan dieksekusi dalam kolaborasi tersebut adalah desain dokumen front end engineering design (FEED) untuk proyek KNH.”
Dia menambahkan, “Para akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam tim SME FEED KNH akan terlibat langsung dalam proses tersebut, yang rencananya akan diselesaikan pada akhir 2024 ini.”
SKK Migas menargetkan pada 2025, proyek itu sudah mencapai tahap final investment decision (FID).
Indonesian Mining