Pembukaan perdana London Metal Exchange (LME) pada tahun ini ditandai dengan anjloknya harga nikel. Komoditas tambang ini harganya berada di level terendah dalam empat tahun terakhir.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/1), harga nikel turun 1,6 persen menjadi USD 15.090 per ton pada awal pekan ini, setelah sempat menyentuh USD 15.055 per ton di awal perdagangan, yang merupakan level terendah sejak November 2020.
Para investor kini diketahui fokus pada pengaruh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi kebijakan stimulus yang lebih kecil di Cina, yang dapat memengaruhi harga nikel ke depannya.
Ahli Strategi Komoditas ING Ewa Manthey bilang, “Investor menunggu untuk melihat apakah dan kapan kebijakan stimulus di Cina akan berdampak ke pasar logam dalam bentuk permintaan yang lebih kuat.”
Sekedar info, Cina baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan pinjaman dan pengeluaran publik, serta melonggarkan kebijakan moneter guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2025.
Indonesian Mining