Menteri ESDM Bahlil Lahadalia beri sinyal bahwa tahun ini pemerintah akan memangkas produksi nikel. Kementerian ESDM sedang mengevaluasi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) untuk komoditas nikel.
Kata Bahlil pekan lalu, “Kajian ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara produksi, kebutuhan industri, dan stabilitas harga di pasar.”
Bahlil pun bilang, “Saya bersama Dirjen Minerba dan tim dari kementerian lagi mengkaji berapa total kebutuhan nikel. Kita harus menjaga keseimbangan. Jangan sampai RKAB-nya diberikan lebih banyak, tetapi penyerapan di industri tidak sesuai.”
Penjelasan Bahlil, pemberian RKAB yang terlalu besar tanpa mempertimbangkan daya serap industri justru berpotensi menurunkan harga nikel di pasar. Sehingga penurunan harga tersebut dapat merugikan pelaku usaha termasuk penambang nikel.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengatakan saat ini Indonesia berperan sekitar 53 persen sampai 65 persen dari total produksi dan suplai nikel dunia.
Dia menyebut produksi tambang nikel Indonesia pada 2023 mencapai hampir 2 juta metrik ton (mt). Hal tersebut memicu gelombang kelebihan pasokan di pasar global yang mendorong tren penurunan harga nikel lebih lanjut.
Indonesian Mining