PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) dan Asian Development Bank (ADB) meneken kesepakatan pembiayaan sebesar USD 92,6 juta atau setara Rp 1,51 triliun untuk proyek pengembangan sumber daya listrik panas bumi Indonesia.
Dana itu akan digunakan untuk perluasan fasilitas panas bumi di Muara Laboh di Sumatera Barat, serta dukungan dalam konstruksi, operasi, dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga panas bumi berkapasitas 83 megawatt (MW) yang baru.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, Rabu (15/1), bilang, “Proyek ini akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong solusi energi berkelanjutan yang akan meningkatkan ketahanan energi jangka panjang Indonesia.”
Dia pun berkata, “Sangatlah penting bagi sektor swasta dan sektor pemerintah untuk bekerja sama memajukan pengembangan panas bumi.”
Jiro Tominaga juga menjelaskan bahwa investasi di bidang pembangkit listrik tenaga panas bumi cukup menantang. Sehingga, dukungan dari Australian Climate Finance Partnership (ACFP) dan Pemerintah Australia sangat penting dalam memitigasi risiko dan mewujudkan proyek untuk membantu Indonesia memenuhi target energi bersihnya dan menyediakan listrik yang terjangkau.
Presiden Direktur SEML Nisriyanto ikut komentar, “Proyek ini tidak hanya memperkuat portofolio energi terbarukan perusahaan. Proyek ini juga akan berkontribusi bagi perekonomian setempat dengan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pembangunan masyarakat.”
Sekedar informasi, total paket pembiayaan proyek ini mencapai USD 92,6 juta, terdiri atas USD 38,8 juta dari sumber daya modal biasa atau ordinary capital resources, dan sisanya USD 38,8 juta dari B loan sindikasi ADB yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
ADB juga bertindak sebagai pemberi pinjaman yang tercatat serta pinjaman lunak sebesar USD 15 juta dari Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (ACFP).
Indonesian Mining