PT Jhonlin, perusahaan batu bara milik crazy rich asal Kalimantan Selatan, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, membantah keterlibatannya dalam skandal penipuan pembelian batu bara yang dilakukan Adani Group, perusahaan milik orang terkaya di Asia, Gautam Adani.
Hal itu ditegaskan oleh Junaidi Tirtanata, pengacara Jhonlin Group, dalam keterangan resmi, Kamis (31/5).
Kata dia, “Kabar tersebut tidak benar adanya. Pemberitaan sejumlah media nasional dan internasional yang mengaitkan PT Jhonlin dengan Adani Group tidak berdasar.”
Komentar Junaidi, “PT Jhonlin hanya berperan sebagai penjual dan tidak terlibat sama sekali dalam dugaan penipuan.”
Lanjut dia, “Kami melakukan praktik bisnis batu bara sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia maupun aturan Internasional.”
Junaidi berkata, “Alhamdulillah, reputasi itu terus kami pegang dan pertahankan ke seluruh Johnlin Grup, seperti yang selalu ditekankan dan dipraktikkan pendiri, yaitu Haji Isam.”
Menurut Junaidi, munculnya dugaan penipuan oleh Adani Group diduga berkaitan dengan sosok George Soros, taipan asal Amerika Serikat.
Junaidi pun bercerita bahwa tuduhan serupa pernah terjadi pada kurun waktu 2015-2016. Kala itu, juru bicara Adani Group pun sudah membantah semua tudingan tersebut.
Baca juga: Nama Haji Isam Terseret Skandal Penipuan Pembelian Batu Bara Perusahaan India
Peran George Soros
Berdasarkan penjelasan Junaidi, pengungkapan dokumen yang dilakukan Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (Organized Crime and Corruption Reporting Project/OCCRP) terhadap Adani Group diduga kuat ada kaitannya dengan George Soros.
Pengungkapan Junaidi, Soros diketahui berseberangan dengan rezim yang berkuasa di India saat ini, yakni yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi.
Diketahui bahwa taipan Gautam Adani, pemilik Adani Group, sangat dekat dengan PM Modi.
Junaidi bilang, “Tidak heran jika informasi dari OCCRP jadi topik utama di media-media India sejak 22 Mei 2024. Mereka mengutip dari media Inggris, Financial Times.”
Junaidi juga membocorkan bahwa melalui Open Society Foundations, Soros menggelontorkan dana hingga USD 18 miliar untuk sejumlah kegiatan serupa di seluruh dunia. .
Bahkan, lanjut Junaidi, secara terbuka, Soros perrnah menyebut PM Modi harus bertanggung jawab atas kesalahan finansial tersebut.
Komentar dia, “Kasus Adani bakal melemahkan kekuasaan Modi dan bisa membangkitkan demokrasi di negara itu.”
Junaidi kembali berkata, “Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dalam sebuah konferensi di Sydney bahkan membantah tuduhan Soros. Dia menyebut, komentar miliarder Hungaria-AS itu adalah khas ‘pandangan Eropa-Atlantik’.”
Indonesian Mining