Masifnya kegiatan pertambangan di republik ini perlahan tapi pasti akan berdampak signifikan terhadap kerusakan lingkungan dan cuaca.
Hal itu ditegaskan oleh Country Director Greenpeace Indonesia Leonard Simanjutak dalam sebuah diskusi pertambangan di Jakarta, Rabu (26/6).
Dia bilang, “Pertambangan menyebabkan sejumlah rangkaian bencana, misalnya banjir, longsor, hujan, hingga kekeringan ekstrem.”
Bahkan, Leonard secara lantang bilang, “Sektor industri tambang menciptakan ilusi pertumbuhan ekonomi terhadap Indonesia.”
Leonard tidak memungkiri bahwa meskipun industri tambang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun ada ongkos yang harus dibayar akibat kerusakan lingkungan.
Komentar dia, “Kalau kita bedah sumbangannya terhadap lapangan kerja Indonesia tidak terlalu besar. Tetapi, ada juga cost yang tersembunyi, bahwa ada degradasi lingkungan, konflik sosial, dan juga penurunan kualitas hidup di banyak tempat.”
Dia kembali berkata, “Hampir seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) kita sudah rusak, polusi dan sebagainya. Kita juga juara terus pencemaran udara.”
Kondisi tersebut jelas berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan cuaca. “Saya berharap pemerintahan baru nanti peka terhadap situasi tersebut,” ujar dia.
Leonard berharap pemerintah baru nanti bisa mencari alternatif pendapatan lain di luar sektor pertambangan.
“Semua tidak ingin negara terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memikirkan kelanjutan hidup lingkungan dan alam. \Ekonomi kita menyebabkan emisi karbon, konsentrasi di udara tinggi,” tegas dia.
Indonesian Mining