Kantor PT Vale Indonesia di Jalan Somba Opu, Kota Makassar, Kamis (25/7) di demo oleh para aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Para pengunjuk rasa tersebut menuntut Vale untuk menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia, yang sangat berdampak bagi hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya.
Kepala Departemen Eksternal Walhi Sulsel Rahmat Kottir bilang, “Tanamalia merupakan suatu lanskap alam yang di dalamnya terdapat kawasan hutan, perkebunan merica dan danau. Tanamalia, bukan hanya sekedar bentang alam, tetapi juga merupakan wilayah kelola ribuan petani merica.”
Rahmat juga tegaskan, “Vale harus segera menghentikan eksplorasi di Pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur, khususnya kawasan Tanamalia. Eksplorasi di Tanamalia mengancam penghidupan ribuan masyarakat yang terdiri dari petani, perempuan, dan buruh tani.
Penjelasan dia, tambang nikel di Blok Tanamalia mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di pegunungan Lumereo-Lengkona Blok Tanamalia.
Rahmat pun mengungkapkan bahwa masyarakat Loeha Raya kerap menghadapi intimidasi dari para oknum kepolisian, padahal mereka hanya memperjuangkan lahan perkebunannya.
Kata dia, “Kini, warga menghadapi intimidasi dari oknum aparat kepolisian dan perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya.”
Indonesian Mining