Glencore Inc, raksasa tambang dunia, akan masuk ke perusahaan tambang nikel di Indonesia.
Rencananya, Glencore akan masuk ke PT Ceria Nugraha Indotama, pemilik smelter feronikel (FeNi) dengan kapasitas input bijih sebesar lima juta ton dan output dalam bentuk FeNi sebanyak 230 ribu ton per tahun.
Produksi yang dihasilkan Ceria di smelter tersebut akan memiliki kadar nikel 22 persen hingga 24 persen. Smelter milik Ceria berlokasi di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Glencore melalui Ceria akan membangun pabrik logam baterai. Pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan sebelum Ceria menggelar penawaran saham perdana (Intial Public Offering/IPO) pada tahun depan.
Dikutip Bloomberg, Rabu (12/6), Chief Executive Officer Ceria Nugraha Derian Sakmiwata bilang, “Glencore sedang dalam pembicaraan untuk mengambil 10 persen saham perusahaan melalui penggalangan dana pra-IPO.”
Kata dia, “Glencore juga akan membantu membiayai pabrik pelindian asam bertekanan tinggi.”
Nugraha menambahkan, Glencore sebagai perusahaan trader komoditas terbesar di dunia ini juga akan meneken perjanjian offtake untuk membeli bahan baku baterai kendaraan listrik dari perusahaan Indonesia.
Penegasan dia, “Kami ingin menjangkau pasar global. Glencore adalah jembatan kami.”
Menurut Nugraha, sebanyak 20 persen saham perusahaan akan ditawarkan sebagai bagian dari penggalangan dana pra-IPO.
Namun, sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Glencore tentang rencana tersebut. Namun, berdasarkan sejumlah informasi yang dihimpun, penambang dan trader global yang berbasis di Swiss ini dikabarkan sedang giat meningkatkan partisipasinya di industri nikel Indonesia.
Berdasarkan catatan, smelter pertama Ceria Nugraha akan selesai dibangun tahun ini. Perusahaan mengucurkan dana hingga USD 8 miliar untuk serangkaian pabrik pengolahan yang akan menghasilkan bahan kimia nikel dan kobalt yang digunakan untuk baterai mobil listrik.
Sebagian dana dari investasi tersebut akan dihimpun dengan mendaftarkan saham perusahaan dalam IPO tahun depan.
Nugraha mengungkapkan, Macquarie Group Ltd, BNP Paribas SA, dan Mandiri Sekuritas telah ditunjuk sebagai penasihat untuk pencatatan saham tersebut.
Sebelum IPO, perusahaan akan menggalang dana melalui penjualan saham, termasuk dari Glencore.
Informasi lainnya, Glencore juga dikabarkan sedang mengincar saham perusahaan tambang milik PT Trimegah Bangun Persada Tbk, atau biasa dikenal dengan nama Harita Nickel.
Indonesian Mining