Perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, dan perusahaan asal Jerman, BASF, mengumumkan pembatalan rencana investasi sebesar USD 2,6 ,miliar atau setara Rp 42,64 triliun (kurs Rp 16.400) di kompleks pemurnian nikel-kobalt di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Eramet dalam siaran persnya, Selasa (25/6), dilansir dari Reuters, menyebutkan bahwa setelah dilakukan evaluasi menyeluruh, termasuk diskusi tentang strategi pelaksanaan proyek, maka Eramet dan BASF memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi tersebut.
Keterangan Eramet, “Kami akan terus melakukan evaluasi potensi investasi pada rantai nilai baterai kendaraan listrik nikel di Indonesia.”
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut telah memberi tahu pemerintah tentang keputusan itu.
Seto menyebut sudah ada beberapa fasilitas high-pressure acid leaching (HPAL) dan sedang dalam pipeline.
Kata dia, “Saya pikir pembatalan ini karena mereka melihat bahwa sudah banyak HPAL di Indonesia, jadi lebih mudah mendapatkan MHP (mixed hydroxide precipitate), jadi tidak perlu mengeluarkan capex besar untuk membangun sendiri.”
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan asal Cina dan mitra lokal mereka di Indonesia telah berinvestasi dalam HPAL untuk membangun industri kendaraan listrik domestik.
Sebelumnya pada Desember 2020, Eramet dan BASF telah meneken kesepakatan untuk bersama-sama melakukan studi mengenai pengembangan kompleks pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang mutakhir.
Proyek ini akan mencakup pabrik HPAL dan Base Metal Refinery (BMR). HPAL akan berlokasi di Teluk Weda, Indonesia, sementara lokasi BMR akan ditentukan pada saat studi kelayakan.
Pabrik HPAL akan memproses bijih dari deposit Teluk Weda untuk memproduksi produk antara (intermediate) dari nikel dan kobalt.
Kala itu, Eramet telah melakukan studi geologi yang mendalam dan mengonfirmasi potensi deposit kelas dunia yang operasi penambangannya telah dimulai pada akhir 2019.
BMR akan memasok nikel dan kobalt untuk memproduksi precursor cathode active materials (PCAM) dan kemudian cathode active materials (CAM) untuk baterai ion litium pada kendaraan listrik.
Indonesian Mining