Lelang front end engineering design (FEED) proyek Lapangan Kaliberau yang dilakukan Repsol, perusahaan migas asal Spanyol, telah selesai dilaksanakan.
PT Synergy Engineering per 24 Mei 2024 menjadi pemenang lelang yang digelar Repsol tersebut.
Repsol sebelumnya telah menuntaskan basic engineering design for gas processing dan CO2 separation pada April 2024 untuk Lapangan Kaliberau, yang merupakan bagian dari Blok Sakakemang yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Perlu diketahui, pelaksanaan tender FEED tersebut telah diselesaikan sesuai rencana dalam Authorization for Expenditure (AFE), yaitu pertengahan kuartal kedua tahun ini.
AFE adalah otorisasi pembiayaan rencana kerja dan anggaran atas kegiatan yang berbasis proyek yang diberikan oleh SKK Migas kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) berdasarkan hasil evaluasi teknis dan biaya.
Prosedur ini diperlukan untuk memastikan bahwa program kerja yang direalisasikan sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro dalam siaran pers, Jumat (31/5), mengatakan, pihaknya dan Repsol optimistis seluruh pekerjaan FEED bakal bisa dituntaskan akhir tahun ini.
Kata dia, “Perkembangan proyek Sakakemang sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Saya berharap proyek yang saat ini sudah masuk proses tender FEED bisa tuntas hingga selesainya pekerjaan FEED pada 2024.”
Hudi kembali bilang, “Bagi kami, dengan perkembangan proyek Saka Kemang hingga saat ini menunjukkan komitmen dari Repsol untuk terus berinvestasi di hulu migas Indonesia.”
Dia menambahkan, dengan penunjukkan pemenang lelang pekerjaan FEED ini maka Repsol telah membuktikan milestone keseriusan dan komitmen di dalam pelaksanaan pekerjaan.
Hudi berkomentar, “SKK Migas menargetkan pengembangan lapangan ini bisa onstream pada awal 2028.”
Sekedar informasi, berdasarkan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) I revisi, Lapangan Kaliberau akan memproduksikan cadangan gas sebesar 474,28 miliar kaki kubik persegi (billion square cubic feet/BSCF) hingga akhir kontrak pada 2040.
Secara keseluruhan proyek tersebut ditaksir akan menghabiskan dana hingga USD 631,7 juta. Rinciannya, biaya pemboran dan komplesi sebesar USD168,8 juta dan biaya fasilitas produksi USD 462,9 juta.
Indonesian Mining