KPK pada medio Agustus 2024 kembali mengungkap keterlibatan Pertamina Energy Services Limited (PES) dan PT Anugrah Pabuaran Energy pada kasus dugaan korupsi Pertamina Energy Trading Limited (Pertral).
Pengungkapan kasus tersebut kembali dibuka usai KPK menetapkan mantan Direktur Utama Petral Bambang Irianto sebagai tersangka pada 10 September 2019.
Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Jakarta, Selasa (6/8/2024), bilang, “Penyidik mendalami supply chain pembelian minyak bumi (crude oil) dan BBM (Migas 88).”
Kala itu, KPK menetapkan Bambang Irianto sebagai tersangka penerima suap senilai USD 2,9 juta. Pada kasus ini, mantan Managing Director Pertamina Energy Services (PES) tersebut diduga menerima uang dari perusahaan Kernel Oir Pte Ltd, perusahaan trading produk migas dan turunannya yang berbasis di Singapura, dalam kurun 2010-2013.
Bambang juga diduga menerima suap dari Kernel Oil yang dalam kegiatan perdagangan produk kilang dan minyak mentah pada PES di Singapura. Bambang mengkamuflase minyak kiriman Kernel Oil ke PES, dengan alasan kerja sama dengan national oil company, agar memenuhi syarat pengadaan.
Jejak Kernel Oil dalam beberapa kasus suap atau korupsi sektor migas di Indonesia memang cukup kental. Bisnis Kernel Oil di Indonesia kerap menorehkan catatan hitam. Kasus korupsi di atas bukan yang pertama kali menimpa Kernel Oil
Pada 2013, saat itu KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kepala SKK Migas berinisial RR karena menerima suap dari pejabat Kernel Oil.
Kala itu, Kernel Oil menyuap petinggi SKK Migas tersebut terkait lelang tender penjualan minyak mentah melalui pelatih golf-nya bernama Deviardi alias Ardi.
Salah satu petinggi Kernel Oil, Widodo Ratanachaitong (president trading director), menyerahkan langsung uang suap sebesar USD 200 ribu kepada RR.
Uang suap diberikan terkait permintaan Widodo agar RR menggabungkan dua tender menjadi satu tender yaitu tender minyak mentah Minas/SLC dengan kondensat Senipah untuk dimenangkan perusahaannya Fossus Energy Ltd.
Simon Gunawan Tanjaya, komisaris Kernel Oil, kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, lalu dijatuhi hukuman 3 tahun penjara pada 19 Desember 2013 dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan.
Simon terbukti menyuap RR sebesar USD 700 ribu atas perintah Widodo Ratanachaitong. Ironi, Simon masuk bui namun hingga kini Widodo Ratanachaitong masih melenggang bebas dan bermukim di Singapura.
Penelusuran IndonesianMining.com, Kernel Oil menjadi perusahaan incorporated pada 2006. Kernel Oil tercatat memiliki anak perusahaan di tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand, dan Australia.
Pelisikan lebih lanjut menunjukan bahwa Kernel Oil sudah mengikuti tender penjualan minyak sejak 2010. Bahkan, pada Agustus 2012, Kernel pernah memenangi tender penjualan kondensat.
Kernel Oil diketahui memperdagangkan minyak mentah maupun berbagai produk turunan minyak mentah. Melalui aktivitas perdagangan minyak mentah, Kernel Oil memasarkan minyak dari kawasan Asia Timur, Teluk Persia, Mediterania, dan Afrika Barat.
Kernel Oil juga menjual produk turunan minyak, seperti bensin, solar, minyak dasar, aspal, kondensat, nafta, minyak tanah, oli, dan residu.
Perusahaan ini juga menyediakan cairan gas alam, seperti liquified petroleum gas (LPG), etana dan nafta petrokimia, serta berbagai produk kimia lainnya.
Kini, rumor Kernel Oil kembali melakukan aktivitas bisnisnya di Indonesia santer terdengar. Namun, Kernel Oil tidak menggunakan nama mereka langsung, melainkan memakai perusahaan atau bendera lain.
Disinyalir ada perusahaan lokal yang kini menjalankan aktivitas bisnis Kernel Oil di Indonesia. Pihak instansi terkait, seperti Kementerian ESDM dan SKK Migas mesti waspada akan sepak terjang jejaring Kernel Oil di Indonesia.
Bukan tidak mungkin Kernel Oil yang notabene adalah perusahaan Singapura dijadikan proksi (perwakilan atau perantara yang mewakili sesuatu hal lain, red) negara tersebut untuk memporak-porandakan bisnis migas dan turunannya di Indonesia.
Baca juga:
- Bidik Kondensat di Tanah Air, Kernel Oil Masuk (Kembali) Lewat TIS Petroleum?
- Sekelumit Cerita Soal Kernel Oil dan TIS Petroleum
- Menelisik Jejak Kernel Oil di Indonesia
Perlu diketahui,Singapura merupakan pusat kilang dan pengekspor produk minyak terbesar kelima di dunia. Singapura mengolah minyak mentah yang diimpor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah untuk menjadi BBM siap ekspor.
Singapura diketahui memiliki beberapa kilang minyak besar, di antaranya Kilang Shell Pulau Bukom Refinery, Kilang ExxonMobil Jurong Island Refinery, dan SRC Jurong Island Refinery.
Ulasan singkat, Kilang Shell Pulau Bukom Refinery dimiliki sepenuhnya oleh Shell dan dapat memproduksi 458 ribu barel minyak per hari. Kemudian Kilang ExxonMobil Jurong Island Refinery. Kilang minyak ini merupakan salah satu kilang minyak terbesar di dunia dengan kapasitas 605 ribu barel per hari.
Berikutnya ada SRC Jurong Island Refinery. Kilang minyak ini memiliki kapasitas 290 ribu barel per hari.
Jadi sekali lagi, waspadalah dengan kaki tangan Kernel Oil yang mulai kembali ingin menancapkan kukunya di Bumi Pertiwi ini.
Indonesian Mining